Pentingnya Jarak Antar Bangunan Rumah
Apakah hubungan kita
dengan tetangga juga akan semakin lengket ketika tembok rumah kita juga
saling menempel ? Jangan-jangan malah sebaliknya, tembok yang menempel
ini menjadi runyam dan merusak silaturahmi yang semula telah terjalin.
Tanpa adanya jarak antar bangunan, tembok rumah kita akan menempel
dengan rumah tetangga, yang akibatnya dapat saling merugikan. Apabila
terjadi sesuatu pada tembok tersebut, tidak mengherankan apabila tembok
kita pun terkena dampaknya. Sayangnya, ketika hal tersebut terjadi,
tidaklah semudah itu protes kepada tetangga untuk menghentikan
pembangunan, renovasinya, atau apapun itu.
Selain itu, menempelnya tembok rumah kita dengan tembok tetangga
ternyata menyembunyikan masalah-masalah lain. Masalah-masalah tersebut
adalah masalah air resapan, masalah cahaya matahari, masalah sirkulasi
udara, dan resiko ketika terjadi kebakaran.
Tembok menempel dengan tembok tetangga
Pada masa sekarang, rasa-rasanya sudah semakin jarang rumah yang
dibangun di bagian tengah lahan, dengan dikelilingi banyak taman dan
ruang kosong pada sisi kanan dan kiri bangunan. Tembok rumahlah yang
menjadi batas antara hunian kita dengan milik tetangga. Melihat kondisi
perumahan-perumahan yang padat, hal ini memang terlihat wajar. Apalagi
memaksimalkan penggunaan lahan untuk bangunan seakan-akan dapat
mengimbangi tingginya harga tanah maupun bahan bangunan.
Memang wajar ketika kita berusaha memaksimalkan lahan yang kita
miliki menjadi sebuah ruang dan tempat yang dapat terhuni. Bahkan hal
tersebut adalah inti dari arsitektur.Namun ketika kita menghuni rumah
yang juga memiliki tetangga di sekeliling kita, rumah kita harus dapat
menyesuaikan diri. Untuk itulah, diperlukan sedikit tindakan preventif
dari kita untuk kemungkinan-kemungkinan yang tidak diinginkan. Caranya
adalah dengan menyediakan jarak yang cukup di antara satu rumah dengan
rumahl ainnya.
Pentingnya jarak antar bangunan (antar rumah) yang sering diabaikan
Pentingnya jarak antar bangunan (antar rumah) yang sering diabaikan
”Ah tidak perlu, lah. Saya sudah berencana tidak akan merenovasi rumah
di kemudian hari”, mungkin itulah yang terlintas di benak Anda. Namun
siapakah yang menyangka apabila tetangga sebelah rumah tiba-tiba
merenovasi dan meningkat rumahnya. Kita mungkin tidak pernah menduganya.
Dan ketika tetangga menambah tingkat rumahnya, ujung-ujungnya justru
kitalah yang sewot karena menjadi wadah tampiasan dari rumah sebelah.
Pernah suatu kali seorang ibu separuh baya yang rumahnya bertetangga
dengan pemilik salon mengeluh karena merasa dirugikan. Pasalnya, ibu
tersebut merasa sipemilik salon dengan sengaja terus membangun dan
meningkat rumahnya yang dijadikan usaha salon. Memang pada saat salonnya
itu mulai berkembang pesat dan renovasi pun dilakukan di sana-sini.
Sayangnya, renovasi ini tidak seiring dengan keharmonisan siibu dengan
pemilik salon.
Hubungan mereka yang semula erat kemudian menjadi perang dingin.
Karena merasa dirugikan, sang ibu melarang anak-anaknya untuk memilih
salon tersebut untuk merawat diri. Padahal sejak salon itu dibuka, kedua
putrinya merupakan pelanggan yang cukup setia dan memiliki hubungan
yang dekat dengan orang-orang di dalamnya. Ternyata kesalahpahaman
tersebut bermula dari masalah air yang mengucur dan tampias langsung
dari lantai atas bangunan kearah rumah siibu. Hal ini menyebabkan
merembesnya air hujan kedinding rumah.
Sebenarnya, rumah si ibu pun telah mengalami renovasi berulang-ulang,
jauh sebelum sang pemilik salon membuat rumahnya bertingkat. Dari
halaman carport yang terbuka, telah disulap menjadi ruang keluarga yang
tertutup, seiring dengan meningkatnya kebutuhan ruang di rumahnya. Satu
hal sederhana yang terlupakan, yaitu bahwa kedua rumah itu kini tidak
memiliki jarak antar bangunan dengan rumah tetangganya, dan keduanya
menjadi full bangunan.
Jarak antar bangunan mengatasi masalah air resapan
Jarak antar bangunan mengatasi masalah air resapan
Masalah semakin bertambah ketika rumah tersebut berbeda level
ketinggian, air yang merembes dari satu rumah kerumah lainnya tidak
merata sehingga mengikut sertakan pihak lainnya. Belum lagi ketika
tetangga merenovasi dindingnya, kadang-kadang tembok kitapun dapat retak
terkena imbasnya. Tembok di bagian dalam ruang keluarga yang semula baik
saja, dapa tikut menjadi rusak karena rembesan air dari tembok
tetangga. Demikian pula sebaliknya.
Dengan adanya jarak antar rumah, air yang meresap di tembok dapat
dialirkan lewat ruang antara. Ruang antara dapat berupa dak beton yang
diberi floor drain alias lubang air untuk menyalurkan pembuangan air.
Jangan lupa untuk memberikan beberapa derajat kemiringan agar tidak
menimbulkan masalah baru seperti air tergenang.
Bagian bawah ruang antar bangunan juga dapat diisi dengan tanah,
rerumputan, maupun batuan kerikil besar. Pengisian ini selain dapat
menjadi peresap air juga dapat meningkatkan kualitas tanah di area
tersebut karena memungkinkan tumbuhnya vegetasi.
Terlebih pada hunian yang bertingkat, jarak antar bangunan harus
semakin diusahakan demi penghawaan yang baik. Karena tidak menempel
dengan tembok tetangga, tentunya bukaan berupa jendela dapat lebih
leluasa untuk diaplikasikan. Banyaknya jendela akan semakin memperlancar
aliran udara dan angin di dalam rumah. Hawa di dalam pun bebas pengap
dan menjadi lebih segar. Ruangan dengan pencahayaan dan sirkulasi udara
yang baik juga dapat mencegah tumbuhnya jamur karena kualitas kelembapan
yang baik.
Pada jarak antar bangunan, bagian atasnya dapat diberi tutup sebagai filter kawat nyamuk untuk mencegah masuknya serangga atau binatang-binatang. Hal ini memungkinkan kita membuka jendela sesering mungkin. Penutup jarak antar bangunan juga dapat berupa kaca maupun railing untuk shading.
Tanpa ditutup pun, jarak antar bangunan rumah ini bisa efektif sumber angin dan cahaya. Terutama pada bangunan bertingkat, aliran angin yang dihasilkan diantara 2 bangunan tembok semen bahkan dapat setara dengan menyalakan AC pada waktu siang. Tentunya selain meningkatkan kualitas hunian, hal ini dapat meningkatkan efisiensi pemakaian listrik.
Pada
rumah yang berderet rapat dan saling menempel dengan rumah di
sebelahnya, sangat memungkinkan terjadi resiko rambatannya api pada
saat kebakaran. Dengan adanya jarak antar bangunan rumah pun dapat
mengurangi resiko tersebut, karena celah berupa jarak antar bangunan itu
paling tidak dapat memberi waktu jeda untuk kobaran api dan masih
memungkin kan para penghuni untuk menyelamatkan dirinya.
Jadi, mengapa anda tidak merelakan sedikit ruang di antara rumah Anda dengan rumah tetangga demi menyelamatkan kenyamanan, kesehatan, dan keselamatan Anda sekeluarga? Juga tentunya untuk menyelamatkan hubungan Anda dengan tetangga Anda. (AA)
(sumber : http://www.membangunbersama.com/post/step-by-step/ruang-luar/pentingnya-jarak-antar-bangunan-rumah/)
0 komentar:
Posting Komentar