Universal desain adalah sebuah pendekatan desain untuk
menghasilkan fasilitas dan juga produk bagi semua orang (sebagai penggunan)
secara umum, tanpa batasan fisik, rentang usia, dan juga jenis kelamin. Dengan pendekatan
desain tersebut, suatu fasilitas maupun produk akan mengalami “kompromi”
sehingga semua orang sebagai pengguna dapat diakomodasikan kebutuhannya dalam
beraktivitas, tanpa mengeksklusifkan sebagian orang.
Desain yang baik dilengkapi dengan perhatian terhadap isu
faktor manusia pengguna dapat menjadi kunci pemecahan masalah dalam desain
universal. Isu faktor manusia tersebut berkaitan dengan kondisi fisik manusia
dalam penggunaan produk desain, dan menjadi standar prinsip-prinsip dalam
pendekatan desain universal.
Prinsip-prinsip dalam desain universal menurut Story (1998:
34-35) adalah sebagai berikut :
- Equitable Use
- Flexibility in Use
- Simple and Intuitive Use
- Perceptible Information
- Tolerance for Error
- Low Physical Effort
- Size and Space for Approach and Use
Prinsip-prinsip tersebut berlaku umum bagi semua bidang
rancangan, baik arsitektur, interior, produk, dan lain-lain, utamanya yang
berupa fasilitas dan produk fasilitas publik. Secara khusus, prinsip-prinsip
tersebut juga bisa diterapkan untuk fasilitas pribadi dengan kebutuhan khusus.
Desain aksesibel berbeda dengan desain universal. Desain universal
difungsikan sedapat mungkin bagi semua kelompok pengguna secara inklusif. Desain
aksesibel ditujukan hanya bagi satu kelompok pengguna, yaitu para pengguna
kebutuhan khusus. Dengan mempersempit deskripsi kelompok pengguna, desain
aksesibel dapat menjadi eksklusif dan dapat menjadikan para pengguna
berkebutuhan khusus terpisah dengan kelompok pengguna lain yang normal.
Definisi dari desain aksesibel menurut Mc. Gowan adalah,
“Accessible is a design term that was first introduced in the 1950s to
describe elements of the
physical environment that can be
used by people
with disabilities. Originally, the term described facilities that could
be accessed by wheelchair users, but
it has evolved
to include designs
for a wider
group of people with more diverse
functional requirements.”
Masyarakat membutuhkan desain
aksesibel berkembang sebagai hasil dari kemajuan medis secara berkelanjutan. Bersamaan
dengan itu, kemajuan teknologi baru pada bangunan, seperti elevator tempat
tinggal, lift, kursi roda, dan lain-lain telah menjadi fasilitas aksesibel
lebih praktis dan lebih murah.
(sumber : makalah Konsep Desain Kamar Mandi Bertema ”Accessible Restroom” 2007 by Yusita Kusumarini & Tri Noviyanto Puji Utomo)
thanks
waw sangat futuristik
BalasHapus