Foto : www.trendir.com
Rumah
minimalis adalah sebuah gaya arsitektur bangunan yang tengah menjadi tren di
metropolitan. Gaya rumah minimalis, yang sedang digandrungi saat ini, adalah
termasuk gaya modern saduran dari luar negeri. Namun ternyata, di Indonesia
kita sering mendapati gaya minimalis dipadukan dengan unsur-unsur ‘lokal’.
Minimalis adalah pola berpikir, bekerja, dan suatu cara hidup. Sebuah cara
pandang baru dalam melihat desain sebagai refleksi cara hidup masyarakat urban
yang serba praktis, ringan, efisien, dan penuh kesederhanaan.
Rumah
minimalis pun hadir dengan unsur-unsur lokal dan karakter yang lebih jelas
(bentuk dan ruang geometris, sederhana), lebih baik (kokoh), dan lebih kuat
dengan ruang- ruang yang kosong (sedikit ornamen dan perabotan). Untuk
unsur-unsur lokal bisa dilihat dari penggunaan batuan ekspos yang digunakan
pada bagian eksterior bangunan (luar), meskipun banyak juga orang yang menyukai
unsur batuan ini hadir didalam interior rumah. Prinsipnya semakin sederhana,
maka kualitas desain, ruang yang ada, dan penyelesaian bidang struktur harus
semakin lebih baik.
desain
Rumah
minimalis juga menekankan bentuk desain yang lugas, polos, sederhana, tidak
rumit, kompak, dan efisiensi ruang. Mahal murah suatu bangunan sangat
ditentukan oleh pemakaian bahan material yang digunakan dari desain yang
diusulkan. Namun perlu dicatat terlalu minimalis akan menjadi steril, tunggal
rupa, dan cenderung membosankan. Untuk itu perlu dipahami bersama bagaimana
pengembangan dasar rumah minimalis dalam konteks budaya masyarakat urban kita.
Bentuk rumah minimalis tidak selalu harus kotak sederhana, tetapi juga dapat
berbentuk platonik geometri menjadi bagian dari lanskap yang “tiba-tiba” muncul
ke atas.
“Minimum
is ultimate ornament”, minimum
menjadi tujuan sekaligus ornamen itu sendiri yang sederhana dan murni (simple
and pure). Garis-garis lurus, bidang-bidang datar yang mulus, terkadang kasar,
dan pertemuan bidang yang serba siku tegak lurus. Blocking massa, material,
pencahayaan, pengulangan, sirkulasi ringkas, optimalisasi multifungsi ruang dan
berurut.
Bukan tujuan akhir, namun keindahan rumah minimalis secara optimal terjadi dari kemurnian fungsi itu sendiri. Perabotan rumah mengikuti bentuk dasar geometris bangunan, efisien, dan fungsional saja. Penataan cahaya lampu yang cermat dan berseni (lampu sorot, lampu tanam, lampu gantung, lampu taman) membuat rumah minimalis tampak lebih artistik di malam hari. Pemakaian beragam bahan material seperti kayu, batu bata, batu kali, kaca, beton ekspos, atau baja juga dapat tampil murni. Ekspos dominasi bahan material tertentu akan menghasilkan efek yang berbeda-beda. Desain dan perhitungan struktur yang detail dapat menghemat pemakaian bahan material dengan hasil bangunan tetap optimal.
Bukan tujuan akhir, namun keindahan rumah minimalis secara optimal terjadi dari kemurnian fungsi itu sendiri. Perabotan rumah mengikuti bentuk dasar geometris bangunan, efisien, dan fungsional saja. Penataan cahaya lampu yang cermat dan berseni (lampu sorot, lampu tanam, lampu gantung, lampu taman) membuat rumah minimalis tampak lebih artistik di malam hari. Pemakaian beragam bahan material seperti kayu, batu bata, batu kali, kaca, beton ekspos, atau baja juga dapat tampil murni. Ekspos dominasi bahan material tertentu akan menghasilkan efek yang berbeda-beda. Desain dan perhitungan struktur yang detail dapat menghemat pemakaian bahan material dengan hasil bangunan tetap optimal.
Penyelesaian
mulai dari lantai, dinding, pintu, jendela, lubang angin, skylight, plafon,
hingga atap, dengan kombinasi pemakaian bahan secara konsisten. Rangka (beton,
baja), dinding (kaca, kayu, beton polos/ekspos, baja, batu kali, batu bata,
hebel, batako), pintu dan jendela (kayu, metal), tangga (beton, baja, kayu,
fiberglass), skylight (fiberglass), lantai (semen, teraso, keramik, marmer,
parquet), plafon (tripleks, gipsum) atau tanpa plafon (beton ekspos, ekspos rangka
atap baja, kayu) dan atap (genteng, sirap, baja). Penggunaan warna-warna cerah
(merah, oranye, kuning) pada beberapa bidang ekspos akan memperkuat aksen rumah
minimalis dan menjadikannya titik pusat perhatian lingkungan.
Rumah
minimalis akan terus berkembang seiring dengan kreativitas arsitek, inovasi
desain, dan ditunjang kecanggihan teknologi, membuat penampilan rumah minimalis
akan selalu hadir dengan terobosan-terobosan baru yang segar, detail yang makin
sempurna, dan harga yang semakin terjangkau. Kehadiran rumah minimalis justru
menjadi media komunikasi antara arsitektur dan lanskap dengan bentuk
kekontrasannya antara alam dan sesuatu buatan manusia (budaya).
Foto : http://www.digsdigs.com
taman
Penataan
taman bergaya minimalis akan memberikan “roh” kelembutan terhadap kekakuan
bentuk bangunan, kekerasan bahan material, dan keselarasan hidup dengan
lingkungan teduh sekitar. Kehadiran pepohonan yang rindang, halaman berumput,
dan tanaman teduh lainnya memberikan suasana segar dan hidup untuk mengisi
“kehampaan” rumah minimalis. Pada akhirnya nilai keindahan rumah
minimalis tidak lagi mengandalkan ornamen dan obyek artifisial, tetapi lebih bermakna
kepada sebuah kejujuran bentuk, fungsi, dan penjiwaan ruang yang diciptakan.
Maka tak heran jika kemudian rumah minimalis menjadi pilihan masyarakat urban
yang merindukan kejujuran, kesederhanaan, dan kepolosannya.
dinding
"garukan" yang manis untuk bergaya "minimalis".
Perkembangan Gaya Bangunan
Foto : http://demagz.com
Beberapa
tahun terakhir ini marak sekali digunakan istilah rumah minimalis. Masyarakat
awam biasanya menggunakan kata ini untuk menunjukkan gaya rumah yang sedang
trend saat ini yaitu gaya rumah yang memiliki bentuk sederhana dan bersih dari
ornamen-ornamen.Gaya
minimalis memang berasal dari kata minimal. Gaya ini lahir sebagai hasil
pemikiran dalam dunia seni yang mulai disebut-sebut sekitar tahun 1950-an. Pada
prinsipnya minimalist art adalah sebuah usaha menghadirkan esensi dari sebuah
keindahan dengan mengurangi sebanyak mungkin komponen-komponen penghias dari
seni yang dimaksud. Bagi penganut seni minimalis, hiasan-hiasan justru akan
menyembunyikan keindahan sesungguhnya dari sebuah karya seni. Perkembangan
pemikiran dunia seni selalu mendahului dan mengilhami aliran gaya dalam dunia
arsitektur. Ini dapat dimaklumi karena mengadopsi sebuah pemikiran seni dalam
arsitektur membutuhkan waktu dan melibatkan banyak sekali pihak. Dunia
arsitektur membutuhkan porsi obyektifitas lebih besar dibanding subyektifitas
seniman dalam dunia seni. Selain
perkembangan gaya dalam seni, maka gaya dalam arsitektur juga dipengaruhi oleh
beberapa faktor lainnya seperti teknologi baik bahan atau material maupun
metoda kerja atau konstruksi.
Perubahan
budaya dan gaya hidup saat ini juga memberikan pengaruh yang besar terhadap
tumbuh kembangnya paham aliran minimalis dalam arsitektur. Saat ini masyarakat
perlahan beranjak dari masyarakat tradisional menuju masyarakat modern bahkan
hyper-modern. Dahulu, ketika budaya feodal sangat kental dalam kehidupan
masyarakat, gaya arsitektur yang berkembang pun adalah gaya yang berkaitan
dengan fungsi-fungsi tertentu yang terbatas pada bangunan-bangunan umum yang
berkaitan erat dengan kekuasaan. Sedangkan
pada saat ini, terjadi perubahan-perubahan pada struktur masyarakat yang juga
berimbas hingga pada unit masyarakat terkecil yaitu keluarga. Jika pada tahun
70/80-an, sebuah rumah lebih banyak menampung kelompok-kelompok keluarga dalam
satu atap. Dalam satu rumah terkadang terdapat beberapa kepala keluarga yang
masih terhubung dalam ikatan darah (extended family).
Dalam
rumah terdapat ayah, ibu dan anak-anak serta kakek dan nenek, bahkan terdapat
juga anak-anak yang telah berumah tangga pula. Pembagian kerja dalam rumah
tangga seperti itu sangat jelas, bahwasannya tugas mencari nafkah dibebankan ke
ayah (kaum bapak) dan tugas domestik yaitu menjaga dan merawat rumah dibebankan
ke ibu (atau perempuan).
Kini
extended family sudah mulai jarang ditemukan. Keluarga-keluarga kecil sekarang
lebih memilih untuk memiliki kehidupan sendiri sebagai keluarga inti, dengan
anggota hanya ayah dan ibu serta satu atau beberapa anak saja dengan tambahan
seorang pembantu rumah tangga. Bahkan dalam kehidupan hyper-modern sekarang
sudah lazim ditemui kehidupan keluarga dengan cukup satu ayah atau satu ibu
dengan seorang atau beberapa anak, biasanya dikenal dengan orang tua tunggal
(single-parent).
Keluarga
inti inipun memiliki pembagian kerja yang relatif bervariasi, dengan ikut
bekerjanya kalangan ibu. Fungsi domestik diserahkan ke tenaga pembantu untuk
merawat rumah.Kesibukan
ayah dan ibu dalam bekerja menjadikan mereka memilih rumah yang lebih sederhana
dalam perawatan. Bahkan hingga ke struktur ruang ikut berubah. Hirarki rumah
yang dahulu rumit dan bertingkat (bukan makna harfiah punya tangga lho), kini
beralih menjadi sederhana. Sekat-sekat ruang dalam bentuk dinding dan partisi
berkurang. Ruang-ruang menyatu banyak ditemukan untuk kemudahan akses dan
perawatan.
bentuk dan ruang
Foto : http://demagz.com
Dalam
menilai kualitas sebuah rumah, mungkin banyak orang yang terjebak dalam
penilaian terhadap apa yang tampak oleh mata, yaitu Bentuk dan Rupa. Padahal
aspek lain yang tak kalah pentingnya adalah Ruang. Bentuk dan Ruang dalam
teori-teori arsitektur memang sudah banyak dibahas, namun belum menjadi wacana
umum karena sifatnya yang ‘intangible’. Pengertian
bentuk dan ruang telah lama diperkenalkan oleh pemikir-pemikir, salah satunya
adalah Lao Tzu (550 SM). Salah satunya diungkapkan dalam terjemahan sebagai
berikut:
” . kita
membuat vas dari segumpalan tanah liat. Adalah ruang kosong dalam vas tersebut yang membuatnya berguna .”
Penilaian
terhadap kualitas ruang dalam karya arsitektur bergaya minimalis juga perlu
dipahami. Secara sederhana, ruang terbentuk dari adanya batas-batas fisik yang
lebih tegas seperti adanya dinding dan sekat ruang lainnya. Namun sesungguhnya
batas ruang tidaklah melulu terbuat dari dinding masif. Batas-batas dapat
diungkapkan dengan warna, terang-gelap, batas-batas sirkulasi, kaca transparan
dan kegiatan.Ruang-ruang
minimalis biasanya dirancang dengan multi pemaknaan sehingga ruang tersebut
dapat dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan yang lebih luas. Ruang tamu dapat
menyatu dengan ruang keluarga dan dapur. Secara temporal ruang-ruang tersebut
dimaknai dengan kegiatan yang berlangsung di dalamnya. Batas-batas tidak masif
digunakan untuk membagi ruangan tersebut, misalkan dengan menggunakan
furniture. Sehingga dengan perubahan layout furniture akan mengubah fungsi,
makna dan kualitas ruang minimalis tersebut.
Foto : http://demagz.com
Solusi ini
banyak berguna agar rumah dapat berfungsi lebih optimal. Pada saat normal,
ruang-ruang tersebut digunakan oleh penghuni dengan batas-batas yang kecil
sesuai kegiatan. Dan ketika berlangsung acara keluarga, maka ruang tersebut
dapat disatukan dengan menghilangkan batas-batas non masif tersebut.
Demikian
pula dengan ruang luar yang terbentuk dalam wilayah kavling rumah. Ruang ini
dapat terbentuk dengan adanya bentuk masif bangunan sehingga tercipta ruang
halaman depan, halaman samping dan halaman belakang atau bahkan inner-court.
(Ir. Happy Indira Dewi. 2011. Modul Tipologi I, tipo05-06)
(Ir. Happy Indira Dewi. 2011. Modul Tipologi I, tipo05-06)
0 komentar:
Posting Komentar