Akrab dengan nama Sarinah? Ya, Sarinah merupakan
sebuah pusat perbelanjaan yang berdiri di bilangan Thamrin, Jakarta Pusat. Nama
Sarinah sebagai nama pusat perbelanjaan tidak begitu saja tercetus. Berikut
sekilas perjalanan Sarinah.
Presiden pertama Republik Indonesia, Sukarno, pernah
diasuh oleh Sarinah. Wanita tersebut bekerja sebagai pelayan keluarga Sukarno.
Sukarno sangat menghormati wanita desa itu dan menyebutnya sebagai salah satu
orang yang sangat mempengaruhi perjalanan hidupnya.
“Dialah yang mengajarku untuk mengenal cinta-kasih,
Aku tidak menyinggung pengertian jasmaniahnya bila aku menyebut itu. Sarinah
mengajarku untuk mencintai rakyat. Massa rakyat, rakyat jelata,” ujar Bung
Karno dalam biografinya yang ditulis oleh Cindy Adams, Bung Karno,
Penyambung Lidah Rakyat.
Ajaran cinta kasih yang diterima Sukarno dari Sarinah
sangat melekat hingga Sukarno dewasa dan menjabat sebagai Presiden RI. Hal
tersebut pun membawanya pada pemahaman soal kemanusiaan yang saat itu masih
dianggap tabu, yakni kesetaraan gender. Pada tahun 1947, gagasan kesetaraan
gender tersebut dituangkan dalam buku yang banyak membahas tentang pentingnya
perempuan dalam membangun negara-bangsa, yakni Sarinah.
Hal itu kemudian menginspirasi Sukarno untuk membangun
sebuah pusat perbelanjaan di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat dan diberi nama
“Sarinah”. Sarinah berbentuk sebuah gedung setinggi 74 meter dan 15 lantai.
Pembangunannya dimulai pada 23 April 1963 dan diresmikan tanggal 15 Agustus
1966. Saat itu Sarinah merupakan pusat perbelanjaan pertama di Indonesia dan
juga pencakar langit pertama di Jakarta.
Sarinah dibangun untuk memenuhi kebutuhan rakyat
mendapatkan barang-barang murah, namun mutunya bagus dan terjamin. “Janganlah
ada manusia yang mengira bahwa department store (Sarinah) adalah proyek
lux. Tidak!” Tegas Sukarno menjawab para pihak yang mengkritik pembangunan
gedung tersebut.
Namun, sayangnya, kini Sarinah sudah bergeser jauh
dari tujuan awal didirikannya. Sarinah tidak lagi menyediakan barang-barang
murah berkualitas tinggi untuk rakyat. Sarinah kini tidak ada bedanya dengan
pusat perbelanjaan-pusat perbelanjaan lainnya, yang dipenuhi barang dan
restoran dengan harga yang tidak murah. Nama “Sarinah” itu sendiripun seakan
luntur kebesaran maknanya. Masyarakat kini hanya mengenal Sarinah sebagai salah
satu nama gedung dari sekian banyak gedung di Jakarta. (http://tourismnews.co.id)
0 komentar:
Posting Komentar