ASBES!!



bahaya Asbes!!
 Asbes (asbestos) adalah salah satu bahan tambang yang bisa ditemui dengan mudah di dunia dalam bentuk benang serat atau gumpalan serat. Bahan ini memiliki kekuatan dan ketahanan tinggi, terhadap api, panas serta zat kimia, tetapi tidak bisa diuraikan oleh alam. Merupakan mineral-mineral berbentuk serat halus yang terjadi secara alamiah. Sebagaimana bahan tambang pada umumnya, asbes merupakan batuan yang mampat namun sangat mudah untuk dipisah-pisahkan menjadi banyak sekali serat-serat halus yang umumnya sangat ringan dan mudah terbang. Secara kimia asbes adalah suatu zat terdiri dari magnesium-calsium-silikat berbangun serat dengan sifat fisik yang sangat kuat.

asbes mikrokopis

Ada enam jenis mineral yang dikategorikan asbes yaitu : chrysolite, riebeckite, grunerite, actinolite, anthrophyllite, dan thermolite. Berdasarkan komposisi dan bentuk serat mineral silika ada dua kelompok asbes yaitu :
  1. serpentine yaitu chrysotile, merupakan hidroksida magnesium silikat yang memiliki komposisi Mg6(OH)6(Si4O11)H2O.
  2. dan amphibole yaitu grunerite – asbes amosite atau asbes coklat, riebeckite – asbes crocidolite atau asbes biru, actinolite, thermolite dan campuran yang sekurang-kurangnya mengandung salah satu dari mineral-mineral tersebut.
Ada 4 jenis asbes yang beredar dipasaran saat ini antara lain :
  1. chrysotile, atau asbes putih,
  2. crocidolite atau asbes biru,
  3. amosite atau asbes coklat
  4. anthrophyllite atau asbes abu-abu.
Asbes putih masih digunakan dalam industri dibandingkan dengan asbes coklat dan abu-abu. Asbes biru sudah dilarang penggunaannya. Asbes merupakan bahan yang cukup ringan, tahan api serta kedap air. Secara luas produk dari asbes antara lain, baju anti panas, pelapis permukaan rem, permukaan plat kopling kendaraan bermotor dan pelapis tekstil dan bahan bangunan.
 
asbes sering ditemukan di skitar kita, waspadalah!!

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1405/MENKES/SK/XI Tahun 2002, kandungan debu maksimal didalam udara ruangan dalam pengukuran rata-rata 8 jam untuk asbes adalah sebagai berikut, asbes bebas memiliki konsentrasi maksimal sebesar 5 serat/mL udara dengan panjang serat 5 mikrometer.

pengukuran asbestos di udara :

Udara dalam ruangan dialirkan pada suatu alat penghisap dengan volume 1L (1000 cm3) yg dilapisi dgn filter berbahan MCE(mixed cellulose ester) dengan diameter 25mm,lubang pori 0.45 mikrometer. Untuk pengambilan sampel indoor bagi Personal sampelàkecepatan aliran udara yg digunakan 20 mL/menit – 4L/menit ,udara ambient à 2L/menit – 20L/menit.

Identifikasi sampel dengan cara TEM (Transmission electron microscphy) dan PCM-based contrast microscophy. Debu atau partikel yang telah tertampung selama 8 jam tersebut dilihat dibawah mikroskop dan dihitung jumlah serat asbesnya. Sehingga diperoleh jumlah serat asbes per 1000 cm3. Menurut standar baku dari SNI untuk asbestos jenis krisotil sebesar 2 serat/cm3 maka dalam ruangan dengan volume sebesar 1 m3 batas minimal asbes yang boleh beterbangan diudara sebesar 2.000.000 serat.

Asbes merupakan zat berbahaya yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan, hal tersebut terjadi apabila debu asbes terhirup. Adapun kegiatan memasang, mematahkan, menggergaji, mengebor, mencampakkan serta menghancurkan bahan yang mengandung asbes juga bisa melepaskan partikel serat asbes ke udara. Hal ini sering diabaikan dikarenakan penyakit yang ditimbulkan oleh partikel asbes ini biasanya baru timbul dalam jangka waktu antara 10 – 50 tahun.

Gejala dari terhirupnya asbes ini ke dalam saluran pernapasan adalah sesak napas ringan dan kesulitan bergerak Sekitar 15% penderita, akan mengalami sesak napas yang berat dan mengalami kegagalan pernapasan. Perokok berat dengan bronkitis kronis dan asbestosis, akan menderita batuk-batuk dan bengek. Menghirup serat asbes kadang-kadang dapat menyebabkan terkumpulnya cairan pada ruang antara kedua selaput yang melapisi paru-paru. Asbes juga bisa menyebabkan tumor pada pleura yang disebut mesotelioma. Mesotelioma bersifat ganas dan tidak dapat disembuhkan. Mesotelioma umumnya muncul setelah terpapar krokidolit, satu dari 4 jenis asbes. Amosit, jenis yang lainnya, juga menyebabkan mesotelioma. Krisotil mungkin tidak menyebabkan mesotelioma tetapi kadang tercemar oleh tremolit yang dapat menyebabkan mesotelioma. Mesotelioma biasanya terjadi setelah pemaparan selama 30-40 tahun. Kanker paru-paru akan terjadi pada penderita asbestosis yang  juga merokok, terutama mereka yang merokok lebih dari satu bungkus sehari. Gejala lainnya yang mungkin ditemukan: batuk, rasa sesak di dada,nyeri dada dan kelainan kuku atau clubbing of fingers (bentuk jari-jari tangan yang menyerupai tabuh gendering-).


asbestos terbukti MEMATIKAN!!
Adapun penanganan pada material asbes adalah sebagai berikut :
  • Mengidentifikasi bahan yang mengandung asbes dan memperhitungkan resiko yang bisa terjadi.
  • Jauhkan anak-anak dari daerah yang mengandung material asbes
  • Menggunakan perlengkapan yang diperlukan seperti masker dan APD , kacamata,sarung tangan dan pakaian ganti.
Menyiram material yang mengandung asbes untuk mengurangi debu
  • Meminimalkan jumlah orang yang kontak dengan material asbes
  • Dimasukkan dalam wadah tertutup
Asbestosis dapat dicegah dengan mengurangi kadar serat dan debu asbes di lingkungan kerja. Karena industri yang menggunakan asbes sudah melakukan kontrol debu, sekarang ini lebih sedikit yang menderita asbestosis, tetapi mesotelioma masih terjadi pada orang yang pernah terpapar 40 tahun lalu. Untuk mengurangi resiko terjadinya kanker paru-paru, kepada para pekerja yang berhubungan dengan asbes, dianjurkan untuk berhenti merokok. Sementara itu guna menghindari sumber penyakit yang akan tersebar pada pihak keluarga, disarankan setiap pekerja untuk mencuci pakaian kerjanya di pabrik, dan menggantinya dengan pakaian bersih untuk kembali ke rumah. Sehingga semua pakaian kerja tidak ada yang dibawa pulang, dan pekerja membersihkan diri atau mandi sebelum kembali kerumah masing-masing.

Adapun material subtitusi yang dapat dipergunakan untuk mengganti asbes adalah Kalsiboard (Serat selulosa, silika, additif, semen dan air), Ardex (Serat sintetis, serat selulosa, zat additif, semen dan air) dan Seng Eternit (Serat sintetis, serat selulosa, zat additif, semen dan air)

Daftar Pustaka :

  1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1405/MENKES/SK/XI/2002.
  2. Badan Standarisasi Nasional. 2005. Nilai Ambang Batas (NAB) zat kimia di udara tempat kerjaSNI 19-0232-2005.
  3. Thamrin, M.T., Akhadi, M. 2004. Dampak Radiologis Pelepasan Serat Asbes. IPTEK ILMIAH POPULER. p:67-76.
  4. Anonim 1. http://id.articlesnatch.com/Article/Complete-Information-On-Asbestosis-With-Treatment-And-Prevention/318552 (diunduh 6 Oktober 2009)
  5. Anonim 2. http://www.asbestoseffects.com/AsbestosEffects-health.aspx (diunduh 6 Oktober 2009)

(http://korhejdalle.wordpress.com/2010/12/08/bahaya-asbes-mengintai-kita)



0 komentar:

Posting Komentar

 
ab_architects. Diberdayakan oleh Blogger.